BELAHAN JIWAKU
BELAHAN JIWAKU
Dia tetap berdiri tegak...
Walopun badai menerpanya..
Biarpun kabut hitam menyelimutinya...
Mendung tak menyurutkan langkahnya...
Halilintar tak menggoyahkan niatnya.
Walau Letih tergurat di wajahnya
Walau Sedih terpancar dalam bola matanya ..
Didalam kesedihan dia tetap berbakti..
Didalam kedukaan dia tetap mengabdi...
Dia belai tubuh yang kaku itu dgn kasih sayang..
Di usap badan yg diam itu dgn santun..
Dia kafankan raga yg mati itu dgn sabarnya..
Dia bagaikan matahari di siang hari...
Bagaikan bintang dimalam hari..
Bagaikan bulan di malam purnama...
Doaku akan selalu menyertaimu...
Cintaku kan setia menemanimu...
Untukmu...si belahan jiwaku
Jakarta, 9 September 2016
1839 wib
HRA